Saturday, April 19, 2014

Konselor Profesional, why not?

Konselor Profesional, why not?

Menjadi seorang konselor profesional yang yang dapat membantu orang lain menemukan jalan keluar dan menyelesaikan masalahnya adalah hal yang luar biasa.  Orang yang telah memiliki predikat sebagai profesional sudah tentu dipercaya banyak orang, karena kemampuannya. Tetapi tahukah anda bagaimana karakteristik konselor profesional? Berikut ini akan dijelaskan sedikit karakteristik seorang konselor profesional..

Untuk menjadi seorang konselor profesional yang harus dipahami adalah :

1.       A concelor as a Person
 Apa yang dimaksud dengan “a konselor as a person” adalah bahwa seorang konselor pada dasarnya adalah manusia biasa yang memiliki sifat manusia pada umumnya. Konselor juga bisa  marah, sedih, kecewa, senang, gembira, malu, dan seebagainya. Tetapi, meskipun demikian konselor tidak sama dengan manusia lain, kenapa? Karena seorang konselor memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain yang tidak menjadi konselor.

2.       Academic Qualification
Jika anda tertarik untuk menjadi seorang konselor, maka pendidikan yang harus anda tempuh adalah menjadi seorang Sarjana BK (Bimbingan Konseling) dan mengambil PPK (Pendidikan Profesi Konseling). Lalu apakah seorang sarjana psikologi bisa menjadi seorang konselor? Jawabannya adalah tidak. Mengapa demikian? Karena seorang sarjana psikologi tidak cukup memiliki kemampuan sebagai konselor, tetapi yang saat ini berkembang di Indonesia seorang sarjana Psikologi dapat menjadi seorang konselor (terutama disekolah) hal ini dikarenakan kurangnya tenaga ahli dibidang konselor. Sehingga para sarjana psikologi dapat mengisi kekosongan/ kekurangan yang dibutuhkan. Karena sesungguhnya seorang sarjana psikologi memiliki kemampuan untuk menjadi konselor, walaupun tidak seperti sarjana BK

3.       Work experience
Untuk menjadi seorang yang profesional pengalaman kerja sangatlah dibutuhkan. Tapi bukankah semua orang hebat pernah mengalami saat-saat pertama dalam karirnya? J maka tidak ada alasan untuk minder atautidak percaya pada kamampuan diri untuk menjadi seorang yang profesional.

4.       Competence
-        Pedagogik
-        Personal
-        Sosial

-        Profesional 

FITRAH MANUSIA

Manusia adalah makhluk yang telah diberikan fitrah oleh Allah SWT. Apa itu fitrah? Apakah fitrah manusia?

Fitrah dapat diartikan suci (innocent) seperti dalam ajaran islam yang disebutkan bahwa manusia pada dasarnya suci. Selain itu fitrah juga berarti memiliki potensi. Potensi yang dimaksud adalah potensi bawaan yang telah diberikan Sang Pencipta semenjak ditiupkannya ruh kedalam janin yang berusia 4 bulan dalam kandungan ibu. Potensi bawaan yang diberikan berupa gambaran Asmaul Husnah. Asmaul Husnah adalah potensi ke-Tuhan an yang berisi sifat-sifat Allah SWT. Jadi, sesungguhnya setiap bayi yang lahir adalah suci, dan memiliki potensi bawaan berupa agama Tauhid. Seperti bunyi hadist dibawah ini :

كُلُّ مَؤ لُوْ دٍ يُوْلَدُ عَلَى ا لْفِطْرَ ةِ فَأَ بَوَ ا  هُ يُهَوِّ دَ ا نِهِ أَ وْ يُنُصِّرَ ا نِهِ أَ وْ يُمَجّسَا نِهِ

Artinya :
“Setiap bayi yang lahir adalah fitrah tetapi orang tuanya yang menjadikan dirinya Yahudi, Nasrani, dan Majusi “

Berdasarkan hadist diatas dapat dikatakan bahwa sesungguhnya bayi yang lahir memiliki fitrah beragama. Setiap individu yang lahir k dunia sesungguhnya beragama islam. Bahkan sebelum manusia lahir, ruh yang ada dalam diri manusia telah berjanji untuk menyembah Allah SWT dan bersumpah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tetapi, ketika ia lahir ke dunia orang tua bayi yang baru lahir tentu memiliki keyakinan dan agama yang telah dianutnya. Sehingga saat bayi lahir kedunia ini, ia akan mengikuti orang tuanya. Beruntunglah anak yang lahir dari keluarga muslim, karena ia tidak mengingkari janjinya kepada Sang Pencipta.